expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sunday, 8 October 2017

Touring Perdana Naik Kapal ke Madura

Sabtu, 7 Oktober 2017

Ini akan menjadi ketiga kalinya saya menapakkan kaki di Pulau Madura, setelah sebelumnya sudah pernah 2x menyambangi Bangkalan namun melalui jembatan Suramadu. Kali ini saya akan mencoba sensasi yang berbeda, yang juga belum pernah saya alami sejak lahir.  Apakah itu? Simak sampai akhir ya..
Partner perjalanan perdana saya naik kapal kali ini adalah Ica. Kebetulan dia juga suka jalan-jalan dengan tujuan yang gak jelas kayak saya, jadi cocok lah untuk melengkapi perjalanan kali ini.

Usai sholat zuhur saya menjemput Ica ke kosnya dan langsung menuju terminal Arjosari.

13.00 Tiba di terminal Arjosari Malang, kami langsung menitipkan motor di parkiran depan terminal Arjosari dan bergegas menuju ke dalam parkiran untuk mencari bus yang akan kami tumpangi menuju Surabaya. Sengaja kami tidak menunggu di depan terminal karena saat itu penumpang sedang ramai, jadi khawatir tidak kebagian kursi.
bus Tentrem Malang-Surabaya

Di jalur keberangkatan menuju Surabaya sudah tersedia bus Tentrem ATB (AC tarif biasa). Bus Tentrem yang terparkir sudah hampir fullseat, dan kami memilih menunggu bus Restu di belakangnya. Tak perlu menunggu lama, bus Tentrem langsung diberangkatkan dan digantikan oleh bus Restu dijalur. Langsung saja kami menaikninya dan mengamankan hotseat (bangku baris terdepan favorit saya) sebelah kiri.
bus Restu Malang-Surabaya


13.10 Hanya 3 menit ngetem, bus langsung diberangkatkan. Jam segini bus Malang-Surabaya rapet banget jamnya, selisih keberangkatannya kadang gak sampe 5 menit antar bus. Keluar terminal, bus gak ngetem lagi dan langsung joss. Namun sayang, baru sampai flyover Arjosari sudah dihadang oleh kemacetan panjang hingga Singosari. Maklum weekend.
macet Arjosari-Singosari


13.40 Melintasi Singosari setelah bermacet ria setengah jam. Setelah itu lalu lintas lancar sampai Lawang.

13.57 Melintasi Pasar Lawang disambut hujan yang sangat deras. Saat itu arah sebaliknya macet total karena baru terjadi kecelakaan antara bus Eka vs truk kontainer di Sukorejo.
hujan deras depan Pasar Lawang
memasuki terminal Pandaaan

14.34 Bus memasuki terminal Pandaan, dan kondisi hujan sudah mulai reda. Disini hanya menurunkan penumpang. Keluar terminal bus langsung dipacu banter lagi. Namun saat memasuki tol, tiba-tiba saja pandangan ke depan terhalang dan langsung gelap seketika sampai saya pun tak mampu melihat apa-apa lagi. usut punya usut, ternyata saya tertidur sodara-sodaraaa.. hehe.. dan saya baru terbangun lagi sudah keluar gerbang tol. Sedangkan Ica masih anteng melek menikmati perjalanan.
bus Restu tiba di Bungurasih

15.26 Tiba di terminal Bungurasih. Langsung kami menuju toilet untuk menunaikan panggilan alam. Setelah itu kami langsung menuju shelter pemberangkatan bus kota menuju Tanjung Perak. Sekedar informasi, bis Bungurasih-Tanjung Perak ada yang lewat tol dan non-tol, namun kami memilih yg lewat tol agar cepat sampai.
bus Damri P4 Bungurasih-T.Perak via tol
interior bus Damri P4

15.45 Tak menunggu lama, bus ini pun diberangkatkan dari terminal Bungurasih dengan penumpang yang tidak terlalu penuh. Keluar terminal langsung joss menuju tol dan tidak ada ngetem sama sekali sampai terminal Tanjung Perak. Bus pun dipacu lumayan banter untuk membelah keramaian lalu lintas di Surabaya. Rute yang dilalui adalah Bungurasih-Tol-Pasar Loak-Jl.Demak-Tanjung Perak.
tiba di terminal Tanjung Perak

16.36 Tiba di terminal Tanjung Perak. Kami langsung menuju pelabuhan dan tak lupa menanyakan jadwal bis terakhir dari Tanjung Perak. Bus terakhir dari Tanjung Perak jam 9 malam. Setelah itu kami langsung menuju loket pelabuhan untuk membeli tiket. Inilah pengalaman pertama kali bagi saya naik kapal laut. Sebelumnya pernah naik kapal gowes yang bentuknya angsa, tapi ternyata yang ini beda sensasinya. Hehe.. Sudah terparkir KM Joko Tole di dermaga 2, langsung saja kami naik walau sudah penuh, karena takutnya ketinggalan kapal terakhir untuk balik kalo nunggu yang berikutnya.
tarif penyebrangan T.Perak-Bangkalan

16.50 Kapal pun diberangkatkan dengan kondisi penumpang full sampai banyak yang berdiri. Fasilitas kapal ini cukup lengkap, ada kantin, toilet, TV, dan mushola. namun kapal ini tidak dilengkapi AC. Oh iya, tak lupa kami menunaikan sholat Ashar di mushola kapal. Sepanjang perjalanan ombak sangat tenang, namun karena tak dapat tempat duduk, akhirnya kami putuskan untuk keliling dan foto-foto saja.
narsis di kapal

suasana pelabuhan Tanjung Perak

Suasana di dalam kapal KM Joko Tole
narsis di kapal

suasana pemberangkatan kapal KM Joko Tole

17.10 Setelah 20 menit, akhirnya kami tiba di pelabuhan Bangkalan (entah apa nama pelabuhannya). Langsung saja kami keluar mencari tempat makan yang ada di sekitar sana. Karena piaraan di perut sudah mulai pada demo. Hehe.. ternyata di warung sekitar pelabuhan hanya ada Soto Ayam. Sepi sekali tak ada warung yang buka, mungkin karena sudah sore. Soto Ayam seharga 10ribu pun kami tebus untuk menunaikan hak para piaraan di perut. Setelah kenyang, kami hanya berfoto-foto dan menunggu keberangkatan kapal menuju Tanjung Perak. Kami memang tak punya tujuan di pulau Madura ini, hanya menuntaskan impian yang belum pernah naik kapal sejak lahir.. hehe..
pulau Madura tampak dari jauh

tiba di pelabuhan Bangkalan

Sebenarnya tujuan Tanjung Perak sudah terparkir kapal yang kami naiki tadi, namun kami memilih menunggu kapal berikutnya karena ingin merasakan kapal yang lain. Setelah kapal tadi angkat jangkar, langsung kami menuju loket untuk membeli tiket pulang. Sebenarnya kami ingin menunaikan sholat maghrib dulu, tetapi ternyata mushola di pelabuhan sudah ditutup dan harus jalan sangat jauh keluar pelabuhan. Akhirnya kami memutuskan sholat nanti saja di terminal Bungurasih. Tak lama kapal berikutnya pun tiba, ternyata KM Joko Tole lagi (beda kapal sama yang tadi, tapi namanya kok bisa sama ya..hmm). langsung saja kami menaikinya, lumayan lama bongkar muatnya karena ada truk yang tak kuat menanjak keluar dari dek kapal dan saat truk mundur karena tak kuat menanjak hampir melindas ibu-ibu bermotor dibelakangnya karena tak sabar ingin keluar dari kapal. The power of emak2, bikin geram.

Oh iya sekedar informasi, kapal dari/menuju Bangkalan terakhir jam 9 malam. Jangan naik yang terakhir yaa, karena sampe Tanjung Perak sudah tak ada bus yang beroperasi, hanya taksi yang ongkosnya tembak-tembakan.
suasana pelabuhan Bangkalan

suasana pelabuhan Bangkalan

18.11 Kapal pun berangkat dari pelabuhan Bangkalan. Okupansi penumpang relatif sepi, hanya terisi setengahnya saja dari bangku yang tersedia. Untuk fasilitas kapal ini sama saja dengan tadi, namun yang ini full musik koplo sepanjang perjalanan. Angin malam berhembus sangat kencang dan ombak lumayan ganas. Beberapa kali kapal pun terasa digoyang karena menerjang ombak. Alhamdulillah tidak hujan ya, repot kalo hujan, pasti basah kuyup sampe dalam kapal.
suasana dek bawah

suasana ruang penumpang

suasana ruang penumpang

18.39 Akhirnya tiba di dermaga 1 pelabuhan Tanjung Perak setelah 30 menit terombang-ambing di laut (lebay.. maklum ya.. perdana naik kapal laut.. hehe). Langsung aja kami menuju terminal bus Tanjung Perak yang terletak di luar pelabuhan, cukup jalan kaki aja kok.
Ternyata naik kapal itu ada sensasi tersendiri sodara-sodara, sangat berkesan disbanding lewat Suramadu. Meskipun sudah ada jembatan Suramadu, namun ternyata masih banyak orang Madura yang mengandalkan kapal untuk menyebrang ke pulau Jawa.
tiba di pelabuhan Tanjung Perak

18.46 Berangkat dari terminal Tanjung Perak dengan bus Damri AC, dan lagi-lagi kami memilih bus yang lewat tol agar tidak terlalu malam sampai Malang nantinya. Sepanjang perjalanan bus dipacu sangat santai namun tidak ada ngetem sama sekali.
interior bus Damri P4 T.Perak-Bungurasih

19.35 Tiba di terminal Bungurasih Surabaya. Langsung kami dihadang banyak calo dan supir taxi yang menawarkan jasanya. Sekedar TIPS apabila anda bepergian naik bus antar kota melalui Bungurasih, jika anda ingin terbebas dari calo-calo yang begitu banyak dan agak maksa, saat ditanya oleh mereka kemana tujuan kita, jawab aja mau ke MALANG (entah kemana tujuan anda, jawab itu aja), dijamin mereka langsung hilang dari hadapan kita, setelah itu silakan cari sendiri jalur bus yang ingin anda tuju atau tanya petugas dishub yang selalu standby disana dan jangan terlihat seperti orang bingung agak tidak didekati calo lagi.

suasana terminal Bungurasih Surabaya

Langsung saja kami menuju mushola di lantai 1 untuk menunaikan sholat maghrib dan isya’. setelah itu langsung menuju shelter pemberangkatan bus ATB menuju Malang. Saat itu penumpang Malang membludak, sudah ada bus Restu yang parkir di shelter namun sudah penuh. Kami pun memilih menunggu bus berikutnya. Setelah 1 jam menunggu, muncul bus Tentrem ATB, namun kami abaikan karena gak mau pegal-pegal sampai Malang nanti. Setelah bus Tentrem ATB berangkat, eh ternyata yang muncul berikutnya bus Tentrem lagi. Lagi-lagi kami abaikan. Kami pun mencoba pindah ke ke shelter bus Patas, barangkali ada bus patas yang recommended. Namun ternyata bus Patas yang antri di shelter Malang bus lawas semua. Kami pun kembali ke shelter ATB, berharap ada bus Restu atau Kalisari.
Akhirnya baru jam 21.00 muncul bis Restu “Clara “ ATB dari Ponorogo (Ponorogo-Surabaya-Malang). Langsung saja kami naik dan mengamankan hotseat depan sebelah kiri. Namun bus masih harus menunggu giliran masuk shelter karena masih ada Tentrem di jalur.

22.00 Bus pun diberangkatkan dari terminal Bungurasih menuju Malang. Sepanjang perjalanan bus dipacu sangat banter dan rajin goyang zigzag. Maklum bis Restu Ponorogan rata-rata begini.
Ada kejadian naas saat bus sudah berangkat, ternyata terdapat 3 penumpang salah naik bus karena dikira bus ini tujuan Ponorogo. alhasil mereka harus turun di arteri Porong dan kembali ke Bungurasih. ya salah sendiri asal naik, gak tanya dulu.

Sepanjang perjalanan Surabaya-Malang banyak saya habiskan untuk tidur karena sudah jamnya tidur memang.. hehe.. namun beberapa kali harus terbangun karena mendengar teriakan “Allahuakbar” dari penumpang. Beberapa kali bus hampir crash akibat terlalu banter sangaattt. Cocok buat yang mau olahraga senam jantung tengah malam begini. hehe

Entah jam berapa, sampai Purwosari dihadang oleh kemacetan parah hingga Kebun Raya Purwodadi. Ternyata eh ternyata, ada 3 tragedi yang bikin skak Yang pertama perbaikan jalan akibat longsor disisi kiri jalan, selang 100meter ke depan ada kecelakaan pengendara motor terlindas truk, selang 100meter didepan lagi ada truk tronton mogok. Lengkap sudah penderitaan malam itu. Lepas kemacetan, bus langsung dipacu lebih gila lagi karena sopirnya sudah ingin segera istirahat.

23.57 Akhirnya tiba di terminal Arjosari Malang. Waktu tempuh yang sangat mantap meskipun sudah terjebak kemacetan parah.
Kami pun langsung turun di depan terminal dan mengambil motor di parkiran. Setelah itu mengantar Ica ke kos terlebih dahulu, baru kemudian saya pulang ke kos.

00.33 tiba di kos. Langsung zzzzzzz

Demikianlah perjalanan singkat saya ke pulau Madura.
Nantikan perjalanan saya selanjutnya. Yang pasti tetap dengan transportasi umum.

Biaya Transportasi:
* Malang - Surabaya Bungurasih : Rp14.000 (bus Restu ATB)
* Bungurasih - Tanjung Perak : Rp6.000 (bus Damri AC)
* Tanjung Perak - Bangkalan : Rp5.000 (KM Joko Tole)
* Bangkalan - Tanjung Perak : Rp5.000 (KM Joko Tole)
* Tanjung Perak - Bungurasih : Rp6.000 (Bus Damri AC)
* Surabaya Bungurasih - Malang : Rp14.000 (bus Restu ATB)
tiket bus Restu Malang-Surabaya ATB

tiket kapal KM Joko Tole