expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Wednesday, 12 September 2018

Jakarta - Tasik PP (Part 2)

Pada Part 1 saya menceritakan bagaimana perjalanan dari Jakarta menuju Tasik, Part 2 ini akan saya bahas mengenai kepulangan saya dari Tasik menuju Jakarta. Kali ini saya masih tetap mempertahankan keinginan saya untuk menjajal Jetliner Primajasa trayek Tasik-Kp.Rambutan.
Bagi yang belum membaca part 1, bisa baca disini

Minggu, 9 September 2018
Pukul 16.00 meluncur dari rumah di Rajapolah menuju pool Primajasa Tasikmalaya. Harus 2x naik angkot untuk dapat menuju kesana, pertama naik angkutan pedesaan sampai Indihiang, lanjut naik angkot 05 sampai pool Primajasa. Kenapa gak nyegat di pinggir jalan aja, toh bisnya nanti juga lewat Rajapolah? Karena kondisi sedang weekend, jadi khawatir gak dapet duduk depan. Hehe..
15 menit kemudian saya tiba di Pool Primajasa Tasik. Rencana saya ikut keberangkatan jam 17.00, namun saya heran kok belum ada bus tujuan Kp.Rambutan yang standby, bahkan di parkiran belakang pun tak ada. Setelah saya coba konfirmasi ke pengurus, ternyata yang jam 17.00 tidak jalan dan baru ada keberangkatan jam 18.00. Karena target jam 12 malam sudah sampai Jakarta, agar ada waktu istirahat untuk masuk kantor di Senin pagi, karena kalau udah naik bis pasti saya gak tidur. hohoho..
Singkat cerita, akhirnya saya memutuskan untuk naik Grab ke pool Budiman saja, karena Budiman memiliki jadwal keberangkatan yang lebih banyak dari Primajasa, dan hampir tiap 30 menit ada. Sampai Pool Budiman, kejadian serupa pun terjadi, tak ada bus tujuan Kp.Rambutan yang standby di jalur. Setelah konfirmasi ke kantor, pengurus hanya bisa bialng bus yang berangkat sore ini tak bisa diprediksi karena telat semua, namun beliau meyakinkan saya akan ada bus yang masuk jalur jam 5 sore nanti. Sempat tergoda dengan O500R 1836 dengan kode body BT10 yang sedang parkir di jalur tujuan Bekasi. Akhirnya saya memutuskan untuk naik itu saja, kebetulan baru ada 2 orang penumpang. Sehingga masih dapat bangku depan. Awalnya saya kira akan keluar tol Bekasi Barat, ternyata keluarnya tol Timur, karena tol Timur sangat jauh dari rumah saya di Jatiwarna, saya pun memutuskan untuk turun lagi dan menunggu bus Kp.Rambutan.
Suasana Pool Bus Budiman Tasik

Hingga pukul 17.30, bus tak kunjung muncul, sedangkan calon penumpang tujuan Kp.Rambutan semakin membludak. Daripada tak ada kepastian, akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke Pool Primajasa, berharap keberangkatan jam 18.00 benar adanya. Hanya 5 menit naik Grab, saya sampai di pool Primajasa. Sudah terparkir Jetliner kelas Super Eksekutif, langsung tercipta pelangi terbalik yang terlukis di wajah, sumringah. Dengan cepat saya hampiri bus tersebut, namun betapa kecewanya saya ternyata bus tersebut tujuan Cililitan, bukan Kp.Rambutan.
Bus Primajasa SR2 HD Prime

Pasrah aja nunggu bus Kp.Rambutan, apapun unitnya saya terima dengan ikhlas, karena jam udah semakin mepet, kalo ditunda terus malah gak bisa istirahat nanti. Kesabaran dan kecerdikan berbuah manis agak sepet. Pukul 17.40 bus tujuan Kp.Rambutan memasuki jalur. Terasa manis karena saya gak perlu menunggu lebih lama lagi agar bisa berangkat, terasa sepet karena unit yang datang adalah SR2 HD Prime garapan karoseri Laksana dengan mesin Hino RK8. Karena itu adalah unit zonk bagi yang ingin menikmati suasana jalanan di depan, karena pandangan ke depan terhalang sekat yang berada tepat di depan mata, ditambah kaca depan bagian atas pakai kaca film hitam. Namun apa daya, dari pada nunggu berikutnya yang jam 19.00 yang belum tau dapet unit apa, mending saya naik ini aja supaya bisa istirahat nantinya.
pandangan kedepan terhalang sekat & kaca film

Kesan pertama saat menaiki bus tersebut adalah kondisi kabin sangat bersih, toilet bersih, colokan sangat banyak di bagasi atas, namun pandangan ke depan terhalang sekat, dan juga tidak tersedia bantal & selimut sebagaimana terdapat pada bus kelas Super Eksekutif lainnya, padahal perjalanan malam dan akan sangat dingin.

Pukul 18.15 bus diberangkatkan dari Pool Primajasa Tasik dengan hanya membawa 3 orang penumpang. Telat 15 menit dari jadwal normal, dikarenakan sang driver mempersilakan kepada para penumpang untuk menunaikan sholat terlebih dahulu sebelum berangkat. Saluuuttttttt.. Sebelum berangkat pun sang driver mengajak para penumpang untuk berdoa bersama terlebih dahulu. Mantaappp..
Pukul 18.30 bus memasuki Terminal Indihiang Tasikmalaya untuk menambah penumpang. Karena setelah ini tidak akan menaikkan penumpang penumpang lagi.
Ada kejadian yang agak menyebalkan terjadi disini. Sepasang suami-istri yang baru naik dari sini memaksa saya untuk pindah ke bangku belakang karena mereka juga ingin duduk di depan. Laahhhh kurang ajar, saya aja repot-repot, ke pool biar bisa dapet bangku depan, seenaknya mereka ngusir saya. Saya pun keukeuh mempertahankan posisi duduk saya dan tak mau pindah dengan alasan apapun. Akhirnya mereka pasrah, si istri duduk di samping saya, dan suaminya duduk di baris kedua.
Lepas terminal Indihiang, hanya membawa 15 orang penumpang. Saya kira bakal fullseat, karena Budiman aja sangat ramai.. hmm..
Kondektur baru menarik karcis selepas Ciawi. Karcis seharga Rp85.000 pun saya tebus untuk kelas Super Eksekutif. Harga yang sama dengan kompetitor. Tak perlu khawatir tarifnya "ugal-ugalan", karena PO yang beroperasi di Tasik tertib dengan ketentuan tarif yang berlaku.
Sepanjang jalan diiringi dengan lagu-lagu lawas, dan rintik hujan yang menambah syahdu perjalanan kali ini. Kemacetan parah melanda sejak Ciawi hingga Gentong, bahkan belum putus sampai Kadipaten. Harap-harap cemas bisa istirahat sebelum masuk kantor, ditambah lagi dihantui kemacetan Tol Cikampek yang gak tau kayak apa bentuknya.
Pukul 21.00 bus mampir di Checker Point daerah Lewo untuk cek manifest penumpang, sekaligus dibagikan air mineral botol. Saya pun memanfaatkan untuk beli bala-bala untuk bekal macet-macetan nantinya.Tak sampai 10 menit, bus kembali diberangkatkan.
Pukul 22.45 bus memasuki gerbang Tol Cileunyi. Udah gak berharap istirahat, yang penting bisa masuk kantor, karena bus jemputan kantor berangkat jam 5 pagi. Saya sangat berharap sang driver lewat jalur alternatif Jonggol, karena kalau tengah malam biasanya sangat lancar, bahkan saya sempat memancing sang driver agar lewat Jonggol, namun driver tetap bersikukuh untuk lewat tol Cikampek. Yasudahlah..
Lepas tol Cipularang, kemacetan mulai nampak sejak KM.62, kalau lihat di maps, merah tak terputus terus sampai Cikunir. Sadisssss.. Akhirnya sang driver memutuskan keluar tol Karawang Timur melalui arteri Pantura hingga Kalimalang, karena sepertinya sudah sangat lelah dan tidak ingin dihantui kemacetan.
Sepanjang Pantura Karawang-Cikarang-Bekasi lumayan ramai, ternyata banyak bus dari Wonogirian dan Soloensis yang lewat sini untuk menghindari macet yang horor.
Pukul 04.00 saya turun di Jatiwarna. Kok bisa turun Jatiwarna? Berkat kebaikan sang driver, dan karena ada beberapa penumpang yang ingin turun disana juga, akhirnya driver inisiatif untuk keluar tol Jatiwarna, sehingga saya tak perlu jauh-jauh turun di Kp.Rambutan, karena jam segitu angkot dan ojek online belum ada, malah repot lagi nanti. Tak lupa saya ucapkan terima kasih dan saya beri tambahan untuk mengganti uang tol Jatiwarna.
Lanjut naik angkot KR sampai rumah. Tiba di rumah pukul 14.10, langsung mandi, sholat, dan berangkat ke keantor jam 5 pagi. Ora kober leren!!!

*Perlu diketahui, bus Budiman dan Primajasa saat ini sedang bersaing ketat terutama di jalur Kampung Rambutan - Tasik. Berdasarkan pengalaman saya, Budiman memiliki keunggulan dengan fasilitasnya, sedangkan Primajasa memiliki keunggulan dengan pelayanannya. Mari kita ulas berdasarkan pengamatan saya. Fasilitas yang ada pada bus Budiman adalah AC, seat 2-2, legrest, toilet, bantal, selimut, smoking area, free mineral water, sedangkan pada bus Primajasa adalah AC, seat 2-2, legrest, toilet, smoking area, free mineral water, sayangnya belum  tersedia bantal dan selimut meskipun sudah banyak penumpang yang mengeluhkan hal ini (terutama perjalanan untuk perjalanan malam). Sudah jelas kan mana yang unggul secara fasilitas. Sedangkan dalam pelayanan, Primajasa unggul dengan pelayanan, tidak menaikkan penumpang selain di terminal dan agen resmi, tidak memperbolehkan pedagang dan mengamen memasuki bus, jumlah penumpang tidak boleh melebihi bangku yang tersedia, dan bagi penumpang Traveloka akan disambut dengan keramahan petugas dan kru. Sedangkan bus Budiman terkadang masih menaikkan penumpang dipinggir jalan, bahkan sudah penuh pun kadang masih menaikkan penumpang, terkadang masih ditemui pengamen dan pedagang masuk bus. Perbedaan tersebut dikarenakan sistem gaji/upah yang berbeda pula, di Budiman menggunakan sistem bonus (setiap trip, kru diberi uang jalan, namun ada target yang harus dicapai untuk mendapatkan upah lebih banyak), sedangkan pada bus Primajasa sudah menggunakan sistem gaji bulanan, jadi berapapun penumpang yang dibawa, gaji yang diperoleh tetap segitu. Hal-hal pembanding diatas berdasarkan apa yang saya alami secara langsung, bukan "katanya". Demikian hal yang bisa Anda pertimbangkan ketika akan menuju Kampung Rambutan dari Tasikmalaya.

*Tarif:
Bus PRIMAJASA : Tasik - Jakarta (Kp.Rambutan) : Super Eksekutif : Rp85.000,-

No comments:

Post a Comment